Sabtu, 28 April 2012

Pengaruhlingkungan terhadap manajemen


Dampak pelaksanaan sistem manajemenlingkunganterhadap kinerja keuangan perusahaanmanufaktur



ABSTRAK

Sistem manajemen lingkungan bertujuan untuk mengurangi dampak negatif perusahaan terhadap lingkungan dengan mempertimbangkan permasalahanlingkungan dalam setiap keputusan bisnis dan proses produksi perusahaan.Perusahaan manufaktur adalah perusahaa yang memiliki potensi besaruntuk memberikan dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Denganmenerapkan sistem manajemen lingkungan diharapkan perusahaanmanufaktur dapat mengurangi dampak buruknya terhadap lingkungan.Belakangan ini sistem manajemen lingkungan dipercaya dapat memberikanbenefit yang besar kepada perusahaan, khususnya dalam aspek finansial.Dalam tulisan ini akan dibahas bagaimana dampak penerapan sistemlingkungan hidup dan biaya penerapan yang dikeluarkan perusahaan untukmenerapkan sistem manajemen lingkungan mempengaruhi kinerjakeuangan perusahaan manufaktur.



PENGANTAR

Dua dekade belakangan ini isu lingkungan sudah menjadi perhatianmasyarakat dunia secara luas. Isu lingkungan sudah mulai menjadi perhatiansejak tahun 70-an dimana dampak dari pemanasan global mulai sangatterasa. Industri manufaktur merupakan industri yang banyak melakukaneksplorasi terhadap lingkungan hidup. Eksplorasi lingkungan hidup akan


 
merusak lingkungan hidup dan memperparah dampak dari pemanasanglobal. Perusahaan Manufaktur memerlukan konsumsi energi yang besaruntuk kegiatan operasionalnya, terutama dari pengunaan bahan bakarminyak. Sampah dan polusi yang merupakan output dari perusahaan dankonsumsi bahan baku yang terus menerus akan memberikan dampak yangburuk terhadap lingkungan. Perusahaan manufaktur harusmempertimbangkan kelangsungan dan kelestarian lingkungan hidup untukdapat menjadi perusahaan yang
sustainable,

 ini disebabkan tuntutanmasyarakat dunia dan pemerintah terhadap perusahaan manufaktur untukmemperhatikan isu lingkungan dalam setiap keputusan bisnisnya.Perusahaan manufaktur harus beradaptasi dengan tuntutan dari lingkunganeksternal tersebut dan harus mempertimbangkan dengan serius masalahlingkungan hidup.Dengan menerapkan Sistem manajemen lingkungan diharapkan perusahaandapat mengurangi dampak negatif yang dapat timbul dari perusahaan,terhadap lingkungan sekitar dimana perusahaan tersebut beroperasi. SistemManajemen lingkungan dikembangkan untuk memberikan panduan dasaragar kegiatan bisnis senantiasa akrab lingkungan. Kondisi lingkungan yang memburuk akibat kegiatan manusia sudah waktunya untuk dikendalikan.


BAB   I     SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN


Menurut SNI 19-14001-1997 pengertian lingkungan adalahsekeliling tempatdimana suatu organisasi beroperasi, termasuk udara, air, tanah dansumberdaya alam, flora, fauna, manusia dan hubungan diantaranya.Sedangkan pengertian sistem manajemen lingkungan menurut Pertamina,dalam situsnya adalah suatu sistem manajemen yangmengidentifikasikan, memahami dan mengendalikan dampak negativeperusahaan terhadap lingkungan hidup.
 
Sistem manajemen lingkungan menurut FORKOM LK3 PERTAMINA-KPSadalah suatu bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang mempunyaistandar untuk membuat kebijakan dan tujuan atauOBJECTIVE
Dengan memasukan persyaratan hukum dan lainnya dan informasi dampaklingkungan signifikan.Dari dua definisi mengenai sistem manajemen lingkungan tersebut, makadapat disimpulkan bahwa pengertian sistem manajemen lingkungan adalahsuatu bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang memiliki standaruntuk membuat kebijakan dan tujuan serta objektif sesuai denganpersyaratan hukum dan dampak lingkungan yang signifikan, sertamengidentifikasikan, memahami dan mengendalikan damoak negatif perusahaan terhadap lingkungan.Belakangan ini, perusahaan telah tertarik untuk menerapkan systemmanajemen lingkungan dikarenakan dampak positif yang akan didapatkanoleh perusahaan baik dalam aspek lingkungan dan kinerja keuangan. Sepertiyang dinyatakan oleh Stead dan Stead (1992)
sistem manajemen lingkungan telah diartikan sebagai maksud bagi perusahaan untukmengaplikasikan isu lingkungan terhadap manajemen bisnis secara sistematis untukmeningkatkan kinerja perusahaan dalam jangka panjang dengan membangun proses danproduk yang secara bersamaan dapat memperkuat daya kompetitif perusahaan danmeningkatkan kelestarian lingkungan sekitar perusahaan
Struktur biaya penerapan sistem manajemen lingkungan
Untuk dapat melihat struktur biaya penerapan sistem manajemenlingkungan dengan lebih jelas, maka penulis mengadopsi kerangka kerjacost of quality, seperti yang dilakukan oleh Watson dan Polito (2002) :
adaptasi penggunaan kerangka kerja cost of quality untuk menyediakan kerangka kerjayang dapat menghubungkan antara kualitas lingkungan hidup dengan kinerja keuangan,environment cost of quality.

 
Berdasarkan kerangka kerja

cost of quality , kita akan dapat mengidentifikasistruktur biaya penerapan sistem manajemen lingkungan menjadi empatbagian, yaitu :

1.Internal failure costs
        Yaitu biaya yang berkaitan dengan lingkungan internal perusahaanseperti biaya yang timbul dikarenakan keperluan untuk reklamasilingkungan yang terkena dampak dari racun yang dihasilkan produksi,biaya yang akan dikeluarkan karena timbulnya sampah dan polusi,biaya yang akan dikeluarkan sebagai kompensasi terhadap karyawanyang mengalami kecelakaan saat bekerja, dan lain-lain

2.External failure costs
 Yaitu biaya yang berkaitan dengan lingkungan eksternal perusahaan,seperti hilangnyamarket shareyang diakibatkan sentimen pasar,biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat dampak buruk dari sampahatau polusi terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan.

3.Appraisal costs
            Yaitu biaya yang berkaitan dengan aktifitas monitoring dari penerapansistem manajemen lingkungan tersebut.

4.Prevention costs
Yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam upaya untukmencegah pengerusakan lingkungan lebih lanjut, seperti desain ulangproduk yang lebih ramah lingkungan, desain ulang kontrol terhadappenggunaan energy, desain untuk penanggulangan sampah danpolusi, dan lain-lain.Sedangkan yang dimaksud dengan sampah itu sendiri, adalah apapun yangtidak memiliki nilai terhadap perusahaan (Schonberger, 1982)
 
Melalui kerangka kerja cost of quality ini, sistem manajemen lingkunganakan dapat mengidentifikasikan sumber-sumber biaya yang dapat dikurangidengan pemberdayaan sumber daya yang lebih efisien. Memberikankemungkinan untuk memberdayakan bahan daur ulang ataupun bahan yangselama ini tidak terberdayakan dengan maksimal. Selanjutnya perusahaanakan dapat mendesain ulang kerangka kerja yang tidak efisien menjadi lebihefisien dan ramah lingkungan, sehingga dapat mengurangi dampak negativeperusahaan terhadap lingkungan (Ward, 1994, Borri dan Boccaletti, 1995).


BAB II Pengaruh dari penerapan sistem manajemen lingkungan terhadapbiaya              operasional perusahaan

Penerapan sistem manajemen lingkungan dipercaya akan memberikandampak positif terhadap perusahaan, baik dampak terhadap kualitaslingkungan hidup maupun terhadap kinerja keuangan. Pengaruhnyaterhadap kinerja keuangan perusahaan dapat diambil dari keuntungan yangdidapat dari penghematan biaya seperti, penghematan konsumsi energi,penghematan melalui pengurangan sampah dan polusi, penghematan biayaproduksi dan lain-lain. Ini sejalan dengan apa yang dinyatakan olehChattopadhyay, 2001, Keuntungan dalam penerapan sistem manajemen lingkungan terdapat didalam penghematan biaya melalui konsumsi energy, penggunaan bahan baku dan manajemen sampah.
Sebagai contoh, berikut adalah pencapaian dalam penghematan biaya, yangdidapatkan beberapa perusahaan manufaktur dunia setelah menerapkansistem manajemen lingkungan :
1.Pabrik mesin Ford melakukan efisiensi dalam proses produksinyasehingga dapat mengurangi konsumsi air sebanyak 2,4 juta gallonpertahunnya (Moretz,2000)
 
2.Pabrik Lockhead Martin’s Syracuse mengurangi limbah airnyasebanyak 86% dan mengurangi limbah padat sebesar 78% (Moretz,2000)

3.Perusahaan manufaktur di Michigan yang berskala menengah berhasilmenghemat sebanyak $20,000 pertahunnya setelah menerapkansistem manajemen lingkungan (Hogarth, 1999)

Perusahaan-perusahaan tersebut dapat menerapkan sistem manajemenlingkungan secara efektif dan berkesinambungan sehingga tercapaipenghematan biaya yang konsisten dan signifikan. Sistem manajemenlingkungan itu sendiri menurut McCallum dan fredericks (1996) bukanlahsuatu ramuan ajaib yang akan menyelamatkan dunia maupun perusahaanataupun dewan direksi perusahaan tersebut. Sistem manajemen lingkunganhanyalah sebuah sistem manajemen yang membantu perusahaan untukmematuhi peraturan mengenai lingkungan dan membantu perusahaan untukmengelola, mengontrol dan meningkatkan kinerja perusahaan terhadaplingkungan.
Pengaruh penerapan sistem manajemen lingkungan terhadapkinerja keuangan perusahaan.
Penerapan sistem manajemen lingkungan membutuhkan biaya untukmemastikan sistem tersebut berjalan dengan baik dan berkesinambungan.Bagi sebagian besar perusahaan yang belum berpengalaman dalammenerapkan sistem ini, maka biaya yang diperlukan akan relative lebihbesar dibandingkan perusahaan yang sudah berpengalaman dalammenerapkan sistem manajemen lingkungan kedalam tubuh perusahaannya.Hal ini didukung oleh riset yang dilakukan oleh Institut Teknologi Madrasterhadap perusahaan manufaktur di India yang menunjukan bahwaperusahaan manufaktur yang berpengalaman dan benar-benar mengerti
 
mengenai sistem manajemen lingkungan akan dapat menerapkan sistemtersebut dengan lebih efektif dan berkesinambungan sehingga dapat meraihbenefit yang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan manufakturlain yang kurang berpengalaman. Yang mejadi permasalahan adalah, selain dapat membantu perusahaanuntuk mencapai penghematan dalam biaya operasional, apakah biaya yangdikeluarkan oleh perusahaan untuk menerapkan sistem manajemenlingkungan memiliki hubungan yang negatif terhadap kinerja keuanganperusahaan?. Dalam riset yang sama, institut teknologi madagaskar menelitipengaruh biaya yang dikeluarkan oleh sepuluh perusahaan manufakturuntuk menerapkan sistem manajemen lingkungan secaraberkesinambungan, terhadap kinerja keuangan. Kinerja keuangan tersebutdiwakilkan dengan rasio keuangan yang mengindikasikan kinerja keuanganperusahaan seperti :

1.Price to earnings ratio
2.Market to book ratio
3.Return on invested capital
4.Return on asset
s5.Profit margin
6.Operating margin
7.Beta

Dari hasil riset tersebut diambil kesimpulan bahwa besarnya biaya yangdikeluarkan oleh perusahaan manufaktur dalam menerapkan sistemmanajemen lingkungan tidak secara signifikan mengganggu profitabilityperusahaan tersebut.



KESIMPULAN


Penerapan sistem lingkungan hidup akan membantu perusahaan manufakturuntuk memangkas biaya operasional secara signifikan bila sistem diterapkansecara efektif dan berkesinambungan. Bagi perusahaan yang belumberpengalaman dalam menerapkan sistem ini, biaya yang akan dikeluarkanuntuk menerapkan sistem manajemen lingkungan akan relative lebih besardibandingkan dengan perusahaan yang sudah lebih berpengalaman dalammenjalankan programnya. Perusahaan yang baru mengadopsi sistemmanajemen lingkungan akan membuat perubahan-perubahan dalam prosesproduksi dan setiap keputusan bisnisnya. Akan tetapi biaya penerapansistem lingkungan hidup yang dikeluarkan akan tertutupi denganpenghematan biaya operasional yang akan dicapai tiap tahunnya. Besarnyabiaya penerapan sistem manajemen lingkungan dinilai tidak mempengaruhikemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, sehingga semakin jelas bahwa benefit yang akan didapat jika perusahaan berhasil menerapkansistem lingkungan hidup secara efektif dan berkesinambungan akan lebihbesar dibandingkan dengan biaya penerapan sistem yang dikeluarkan olehperusahaan tersebut.




REFERENSI

Borri, F. and Boccaletti, G. (1995), “From total quality management to totalquality environmental management”, The TQM Magazine, Vol. 7, pp.38-42

.Chattopadhyay, S.P. (2001), “Improving the speed of ISO 14000implementation: a framework for increasing productivity”, ManagerialAuditing Journal, Vol. 16 No. 1, pp. 36-9.

Hogarth, S. (1999), “On the horizon: ISO 14000 – EMS standards cover a widevariety of activities, but they can be implemented successfully”,Manufacturing Engineering, pp. 118-23.

Moretz, S. (2000), “ISO 14001: Big Mo’ for environmental management”,Occupational Hazards, Cleveland, Vol. 62 No. 10, pp. 83-5.

Stead, W.E. and Stead, J.G. (1992), Management for a Small Planet: StrategicDecision Making and the Environment, Sage Publications,

NewberryPark, CA.Schonberger, R.J. (1982), Japanese Manufacturing Techniques: Nine HiddenLessons in Simplicity, Free Press, New York, NY.Shrivastava, P. and Hart, S. (1992), “Greening organizations – 2000”,International Journal of Public Administration, Vol. 17, pp. 607-36.


Tidak ada komentar: